Tepikir memang sisa pensil yang pendek-pendek semakin banyak, selama saya masih menggambar, tentu akan terus bertambah, dan bertambah terus. Pendek ukurannya, dibuang sayang, dan masih bisa digunakan sedikit demi sedikit. Lalu saya googling mencari alat pemanjang pensil.
Owh ternyata Embah Google memberi jawaban yang ajaib, ia menyebutkan alat itu bernama Pencil Extender (sebuah alat mirip pipa terbuat dari metal atau kayu, terdapat lubang pengunci pada ujung tempat menjepit pensil pendek) yah itulah pemanjang pensil. Dari gambar-gambar yang di miliki Embah memang banyak sekali jenis dan merek barang itu. Bahkan ada pabarik yang khusus mendesain pencil extender secara eksklusif , bisa digunakan untuk hadiah atau sufenir, dan digunakan oleh para pelukis kesohor.
Baiklah saya berminat dan akan membeli salah satu merek yang sesuai dengan merek pensil saya, setelahbeberapa toko alat tulis nasioanal dan besar saya cari dan tanyakan rupanya di toko-toko itu tidak menjual lagi, tapi pernah ada. Jdeeeeng tepuk jidat, yah sudah pulang dulu. Mungkin bisa saya dapatkan dengan belanja online, ah lagi-lagi saya tidak ada jalan untuk itu.
3 bulan kemudian saya pulang ke kampung halaman, #ujungaspal, kampung , agak dekat dengan kota. Bertemulah saya dengan Ahmad, dia adalah teman sewaktu kecil, satu kelas di sekolah SD, tentunya kami reunian berdua saja mengobrol masa kecil tertawa membicarakan kenangan 20 tahun lalu. Pulang salat asar saya melihat ada sebatang dahan bambu tergeletak dan saya mengambilnya. Kemudian mengambil beberapa jenis pensil dan mencoba memasukkan kedalam lubang dahan bambu, walhasil lubang bambu terlalu besar dan longgar.
Melihat gejala aneh saya, Ahmad bertanya “untuk apa pensil dimasukkan kedalam lobang bambu?”
|
Kemudian saya jawab,” untuk memudahkan saya menggambar, supaya pensil pendek ini masih bisa terpakai. Selain itu biar saya terlihat gagah, keren dan kharismatik, seperti presiden Soekarno yang selalu memegang tongkat komando. Tentunya saya sebagai seniman akan memegang tongkat ini yang berisi pensil.”saya memperagakan gaya presiden memegang tongkat. Terimakasih Ahmad.
.
Comments
Post a Comment