Menggambar foto supaya tidak pucat

Membagi cahaya dalam objek gambar

"Menggambar foto supaya tidak pucat bagaimana caranya, Bang?", pertanyaan ini muncul pada komentar timeline FB saya ketika membahasa skintone atau pewarnaan kulit. Sebenarnya banyak pertanyaan lain yang mungkin tak perlu diungkap, sebab bisa disimpulkan permasalahan ini adalah keraguan dalam arsiran. Kesulitan mengidentifikasi mana cahaya dan mana bayangan, antara gelap dan terang.  Samar dalam level kegelapan, menyebabkan ragu dalam mengarsir. Apalagi mengarsir bagian pipi manusia itu seperti mengarungi lautan luas, dengan warna yang tidak kontras, bikin cape dan males.

Oke, dalam tulisan ini tidak membahas teknis arsir atau seperti apa mengarsir halus. Tapi justru kita akan membahas dari awal persiapan sebelum menggambar, saat referensi foto/objek sudah ditangan. Perlu diingat sekali lagi, kita menggambar dengan referensi foto, ya, bukan menggambar dari imajinasi. Jadi referensi kita adalah foto, dibilang orang seberang sih drawing realistic photografi kemudian fokus bahasannya gambar hitam putih/ BW.

Berikut beberapa tips yang perlu dibiasakan supaya hasil gambar supaya tidak terasa pucat:

Biasakan sebelum menggambar, amati, teliti, hayati referensi foto yang sudah ada. Guru saya bilang observasi sebelum menggambar itu sangat penting. Karena ini langkah awal yang bisa menentukan hasil gambar jadi menarik atau tidak. Di tahap kontemplasi ini saya lebih sering memberi sugesti meyakinkan pada diri, atau istilah spitirualnya sih berdo’a; bahwa saya yakin bisa menyelesaikan gambar ini dengan baik.

Alangkah bagusnya kalau objek yang kita gambar adalah hasil jepretan sendiri. Artinya bidikan lensa kamera sudah terproyeksi atau sebagai simulasi area gambar. Saya sering mendapat orderan lukis wajah dengan kiriman foto blur dan rusak.  Ah, sudah lah kita tidak usah bahas, betapa menderitanya mendapat ujian itu. Tapi saya sarankan jika memang modelnya bisa difoto sendiri oleh kita maka fotolah. Karena bidikan mata kamera yang kita pakai itu sudah menjadikan proyeksi khas gambar dikemudian waktu.

File Foto digital. Untuk kepentingan koreksi warna saya menyarankan semua referensi foto harus menjadi file digital. Pernah dapat referensi foto hasil cetakan, tetap harus saya ubah dulu dengan cara scan supaya bisa jadi data digital. Kenapa harus jadi file digital? Jawabannya ada dinomor berikutnya.

Mainkan tone warna (gelap terang) pada referensi foto. Kita bisa bermain-main dengan nilai kontras. Untuk mengkoreksi cahaya dan tingkat kegelapan supaya hasil gambar tidak monoton sesuai foto kiriman. Yang sudah dalam bentuk digital akan kita edit pewarnaannya, baik itu kontras, hue, saturation, dll. Bahkan untuk melihat detil rambut, atau ketajaman bola mata, highlight itu akan kita buatkan file satu persatu. Dalam setiap menggambar, kadang saya membuat minimal 5 bagian hingga 20 bagian, untuk masih masing detil cahaya. Silahkan lihat contoh:
Membagi cahaya
Salah satu contoh pembagian gelap terang/cahaya dalam proyek drawing Ibu Siti Mariam.

Selalu simpan file asli yang belum diubah. Referensi asli penting untuk menjadi acuan atau panduan perubahan.
Cara mengedit foto. Ada 2 cara untuk mengedit tone color. Pertama bisa menggunakan fasilitas edit image. seperti contoh pada gambar A. kemungkinan aplikasi photo editor sudah tersedia di dalam smartphone, atau cara yang lebih profesional menggunakan software komputer seperti Adobe Photoshop atau sejensnya.

Gambar A: Cara membagi cahaya dengan photo editor di smartphone.
Gambar B: Proses Drawing Ibu Siti Mariam
Cetak semua hasil edit-an referensi foto bila dirasa perlu. Bagi saya lebih menarik tersimpan dalam handphone atau laptop, keunggulan menggunakan file digital bisa menggunakan fasilitas zoom untuk melihat detil objek.

Penjelasan

Manfaat dari pembuatan berbagai macam panduan warna dan cahaya, adalah untuk membuat seniman lebih mudah melihat perbedaan atau batas-batas garis yang terdapat pada objek. Terutama jika referensi objek itu memiliki kerumitan terseniri. Sulit dilihat dengan kondisi biasa. Atau objek foto blur, rusak tergores, termakan usia, dll.

Ketika saya membutuhkan garis detil pada pipi, tetapi dalam referensi pipi selain bentuknya luas dan tidak tampak pembatas atau gelap terangnya, ini menyulitkan. Warna di area pipi biasanya terdapat hightlight bagi yang tembem. Atau tidak sama sekali bagi yang datar tergantung cahaya.
Kiatnya adalah bisa naikkan nilai kontras pipi, supaya tahu mana batas gelap dan terang.  Dengan menggunakan photo editor atau mengikuti langkah 6. Maka arsiran akan terasa lebih yakin. Setelah nampak batas gelap terang tinggal arsir sesuai dengan pensil yang memiliki tingkat kehitaman yang seimbang.

Selamat mencoba

Comments